1. Wacana menggunakan EYD
Pemanasan global adalah suatu
proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C
(1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan
besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara
tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa
mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian
besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka
air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun
walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitor kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser,
dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana
pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari
satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan
politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk
beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
2. Pilihan Kata/ Diksi
Pengertian Diksi
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan
gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti
“diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni
berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.
Dari buku Gorys Keraf (DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24)
dituliskan beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang
harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan –
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa
adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau
informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara
literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan
karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan
gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan
kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang
introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan
sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara
jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga
kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau
kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan
yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
(cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat
pendengar.
Kesesuaian Diksi
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata
mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun
kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata
bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa
segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan
adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang
sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam
situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan
kata-kata popular.
3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini
1. Bahasa Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai
tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki
status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi
pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang,
guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya.
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh
pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk
pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini
digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan
berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas
dalam wilayah bahasa standar.
Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non
standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.
2. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi
seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah
kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer.
Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari
kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik
yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan
kata-kata populer.
Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam
diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi
3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap
kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu
semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran
bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau
lingua franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu
bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia,
atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak
akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab
itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah
tulisan umum.
4.Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam
percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian
percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa
yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian
kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata
ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar
5.Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas;
bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata
slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja.
Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat.
6.Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah
bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa
diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang
membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata
makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa
yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau
beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata
makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.
7.Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang.
referensi ;
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://panduhadinegara.blogspot.com/2011/10/pengertian-diksi.html
http://savvior.blogspot.com/2010/10/diksi-atau-pilihan-kata.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar